Pages

Translate

Kamis, 21 Januari 2016

Forget me,Okay?



FORGET ME,OKAY?

by : Amanda Lactis
 
Sepasang kekasih nampak berjalan bersama,dengan tangan yang saling bertautan.Sang gadis memalingkan wajahnya,malu.Sedangkan pria yang berjalan disampingnya tersenyum penuh kasih.Nama mereka adalah Seo dan Nero.Pasangan abadi yang telah merajut kasih selama 2 tahun sejak mereka kelas 3 SMP.Diketahui juga mereka adalah musuh bebuyutan awalnya,namun itu berubah saat Nero dengan lantang menyatakan perasaan nya pada gadis pujaan hatinya sekaligus musuh bebuyutan nya,Seo.Tentu saja hal ini ditanggapi candaan oleh Seo yang berpikir jika Nero ingin mempermainkan nya seperti yang pemuda itu lakukan sebelumnya.Tapi Nero serius,ia rela mengikuti kemana pun Seo pergi,bahkan menguntit kerumahnya yang dihadiahi bejolan dikepalanya karena pukulan maha dasyat sang Karateka.

Sampai akhirnya Seo menyerah,dirinya sudah tidak tahan dengan tingkah konyol pemuda tampan bersurai green turquiose itu.Dengan hati tak pasti,Seo menerima Nero yang disambut pelukan erat dari Nero.Dan sejak itulah,mereka dinobatkan sebagai pasangan kekasih paling fenomenal sampai saat ini.Bahkan ada junior mereka yang rela masuk ke SMA yang sama agar bisa melihat interaksi pasangan itu.Seo sempat uring-uringan karena itu.Nero tersenyum pasrah saat tubuhnya menjadi sandbag mendadak dan menjadi sasaran amukan Karateka cantik yaitu,Seo.

“Ah,aku harus pergi.Masuklah ke kelas,aku akan menjemputmu nanti” Nero mengusap rambut Seo dan mengecup keningnya,lembut.Seo memerah malu,ia mendorong punggung Nero dan memilih masuk ke kelasnya,2-1.Murid-murid yang berlalu lalang bersiul panjang sesekali tertawa geli.Sudah 2 tahun berpacaran Seo masih belum membiasakan diri dengan kejutan yang sering diberikan untuknya.

‘Dasar mesum!’ Seo membatin dan mendudukkan dirinya dibangku pojok dekat jendela,tempat favorite nya dihari Senin.Sahabatnya,Chiru tertawa kecil dan menghampiri nya.

“Kali ini apa? Kecupan dikeningmu?” Tebaknya tepat sasaran.Seo menekuk wajahnya,menelungkupkan wajahnya yang kini dipenuhi rona merah.Chiru tergelak,merasa terhibur dengan tingkah laku sang sahabat.Sejurus kemudian Chiru memasang raut serius.

“Kamu sudah meminum obatmu?” tanya nya pelan,menepuk bahu kanan Seo.Anggukan singkat pertanda bahwa Seo sudah meminum obatnya.Chiru tersenyum,penuh simpatik.



“Dokter bilang umurku hanya mencapai 18 tahun,bukankah itu lucu?” Seo tertawa pahit,kenyataan sedih yang harus diterima oleh gadis remaja seperti dirinya.
Kanker darah putih,atau Leukimia telah menggerogoti tubuh mungil Seo.Sudah lama gadis itu menyembunyikan fakta itu,kecuali keluarga dan Chiru sahabat terdekatnya.Bahkan kekasihnya sendiri Nero tak tahu menahu masalah itu.Seo sengaja bungkam,ia hanya ingin menghabiskan sisa waktunya bersama orang yang dicintainya meski Seo benci mengatakan nya.

Biarlah Tuhan yang menentukan takdirku nantinya’  Seo membatin pasrah.

“Seo..jangan menyerah..kamu kuat” Ujar Chiru menyemangati disambut senyum lemah oleh Seo.Sudah tidak terhitung berapa kali ucapan itu terdengar ditelinga nya.Dirinya sudah terlalu lelah,dirinya malas memikirkan fakta jika hidupnya tak lama lagi.Seo memutuskan menjadi gadis ceria,tak ingin meninggalkan penyesalan dihatinya nanti.

“Aku tahu,terima kasih!” sahut Seo.

Chiru memeluk sahabatnya erat,air mata tak terbendung dan mengalir deras.”Kuatkan dirimu,Seo.Ku yakin kamu bisa sembuh” bisiknya lirih.Seo mengangguk,balas memeluk Chiru tidak kalah erat.

“Well,operasi selanjutnya kuharap bisa berhasil sempurna!” tawa terdengar,mereka tidak ingin terlihat murung.Itu bisa membuat Nero makin curiga nantinya.

SEPULANG SEKOLAH

Nero berdiri dengan bersandar dipintu gerbang depan,kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.Manik obsidian nya memandang murid-murid yang berlalu lalang,mencari sosok kekasihnya yang tak kunjung keluar.

Dimana dia.?’ Batin Nero heran.

“Nero sayang~ sedang apa disana?” datang seorang gadis centil,dengan wajah dibuat-buat.Nero muntah dalam hati,namun tetap stay cool takut imagenya bisa hancur.

“Enyah dari sini,Rika.Aku tak mau Seo melihatmu” Nero mendesis tajam,gadis yang dipanggil Rika hanya tersenyum tak terlihat takut.Dengan berani diusapnya pipi putih Nero penuh kasih.

“Kamu menolakku? Memangnya apa yang istimewa dari gadis itu? Bukankah dia sering menolak ajakan kencanmu? Denganku saja lah~” bisik Rika sensual.Nero terpekur,hatinya membenarkan apabila Seo sering menolak ajakan kencan nya dengan alasan sibuk atau apa lah itu.

“Itu karena dia sibuk! Sekarang minggir!”elak Nero menampik tangan Rika,mendeathglare nya.Rika masih memasang senyum penuh makna nya.

“Benarkah? Lalu,siapa pemuda yang kulihat bersamanya kemarin? Mereka bergandengan tangan loh~” ucap Rika memanas-manasi,seringai kemenangan terpasang dikala Nero terbungkam sekarang.

“Jangan bohong,Seo tidak mungkin selingkuh dariku” Nero menggelengkan kepalanya,menyingkirkan pikiran negative yang mampir dikepalanya.Rika mengendikkan bahu,meraih Handphone nya dan menunjukkan potret gadis yang amat dicintai Nero tengah bergandengan tangan bersama pemuda yang terlihat lebih tua darinya bersurai scarlet.Suaranya tercekat,Nero terpaku pada tempatnya.Rika merangkul lengan kanan nya,melirik sosok Seo yang berjalan menghampiri Nero.

“Dah sayang~” Rika mengecup pipi Nero,Seo melotot emosi.Chiru disampingnya memandang Rika penuh benci.

“Nero! Kamu sudah lama menunggu?!” Seo melambaikan tangan didepan wajah Nero,namun Nero masih diam.Wajahnya tanpa emosi,tatapan matanya kosong hampa layaknya ikan mati. Seo memandang Nero khawatir,ditepuknya bahu kekasihnya.

PLAK!

“Mulai sekarang,jauhi aku.Aku tidak ingin bertemu dengan mu dulu” Nero berkata dengan nada yang sangat dingin,ia menatap Seo menusuk begitu juga dengan Chiru.Dan ia berlalu begitu saja,namun masih sempat mengucapkan sepatah kalimat yang membuat Seo membelalak shock.

“Tak kusangka,saat menolak ajakan kencanku kau malah berkencan dengan pemuda bersurai scarlet di Taman Bermain” sinisnya,mencemooh.

Seo merasakan hatinya terluka,air mata menetes perlahan dari manik azure nya.Chiru mengusap surai scarlet Seo yang sama persis dengan pemuda yang sempat dikira berkencan dengan nya.




“Itu kakak ku,Chiru.Aku bahkan belum menjelaskan apapun padanya” Seo berjalan mendahului Chiru,namun isak tangis masih terdengar.Chiru menggigit bibir bawahnya,tidak rela melihat keadaan sang sahabat.

KEDIAMAN SEO

“Seo sayang,besok tidak usah sekolah ya? Kamu harus operasi” ibu Seo berujar lembut,tenang sembari mengusap surai scarlet turunan sang suami.Seo mengangguk singkat,wajahnya tenggelam dalam tumpukan bantal nan empuk.Ibu Seo tersenyum maklum.

“Ada masalah disekolah,sayang?” tanya ibu Seo halus.Seo mendongakkan kepalanya,manik azurenya bertatapan dengan manik saphire sang ibu tercinta.

“Dia membenciku,bu.Aku bahkan belum menjelaskan apa-apa,dia mengira kakak adalah selingkuhanku” Seo terisak kencang,hancur sudah benteng yang sedari tadi dibangunnya.Ibu Seo paham betul maksud putri kesayangannya,tanpa diberitahu pun dirinya sudah bisa membayangkan apa yang terjadi.Tidak salah jika Ibu Seo menyandang gelar Magister S2 di jurusan Psikologi.

Hembusan nafas kecil terlontar dari bibir ibu Seo,”Sudah sudah,kamu istirahat saja ya? Jangan lupa besok kamu harus menjalani operasi,sayang”.

Seo kembali menenggelamkan wajahnya pada bantal,mencoba tertidur dan lari dari kenangan sedih yang baru saja terjadi.Bukan usaha yang mudah saat ia harus bersikap kuat didepan semua orang,menyahuti berbagai macam ucapan turut bersedih akan kenyataan yang harus ia terima di usia nya yang ke 10 tahun.Seo yang malang,Seo yang ceria terkubur dalam penyakit mematikan entah sampai kapan.

‘Tuhan,aku tak meminta banyak.Saat aku pergi,ku titipkan mereka padamu’ doanya dalam hati,memungkiri sebulir liquid hangat mengalir dari sudut matanya,merefleksikan kepedihan yang selalu ia tutup-tutupi tanpa bisa ia ungkapkan sembarangan.Anggaplah ia artis,pemeran utama yang siap memerankan semua karakter.

KEESOKAN HARINYA

“Kamu sudah siap,sayang?” Seo mengangguk antusias.Kakaknya,Ruma mengacak rambut Seo gemas.

“Kita berangkat!”

Sepanjang perjalanan Seo merasakan jantungnya berdegup kencang,perasaan senang membuncah dari dalam hatinya.Akhirnya ia bisa sembuh nantinya,dengan begitu dirinya bisa bebas dan menghabiskan waktu bersama orang yang disayangi nya.Ingat dengan Nero dan kejadian kemarin Seo jadi kembali sedih.Untung saja hari ini sudah ijin tidak masuk,dengan sahabatnya Chiru.Sebenarnya Chiru juga ingin ikut ke Rumah Sakit,menemani Seo sekalian menyemangati nya nanti.Seo menentang keras,ia tak ingin hanya karena dirinya sahabat kesayangan nya ketinggalan pelajaran.

Sesampainya mereka didepan pintu operasi,Seo merasakan remasan lembut pada bahunya.Kedua orang tuanya tersenyum menyemangati,kakaknya meninju lengan nya pelan.Pakaian Seo telah berganti,menjadi serba hijau dengan surainya tertutupi sebuah penutup rambut berwarna hijau toska.Dirinya sangat siap apabila nyawanya tak tertolong nantinya.Tubuhnya terbaring pada ranjang dingin,anastesi mulai menghilangkan kesadaran nya.Seo menyunggingkan senyum kecil,tak lupa mengucapkan salam perpisahan untuk kedua orang tuanya,kakaknya dan Chiru sahabatnya.

“For all this time,thank you so much! I love u guys,so much~” batin Seo sebelum hilang kesadaran sepenuhnya.

Diruang tunggu,kedua orang tua Seo tak berhenti memanjatkan doa untuk putri mereka.Ruma sang kakak berjalan mondar mandir sesekali melirik pintu ruang operasi.Mereka harap cemas,mendoakan penuh kesembuhan anggota keluarga mereka.Seo tengah berjuang melawan penyakitnya,ia sudah berjuang selama bertahun-tahun dan sekarang tiba saatnya untuk Seo sembuh dari penyakit mematikan yang sudah menggerogoti tubuhnya.

TAP!

TAP!

“Hah…hah…bagaimana Seo?” Nero datang dengan nafas tersengal-sengal,peluh membasahi kening nya.Ruma mengernyit heran,setahu nya Seo tidak pernah menceritakan perihal lelaki padanya.

“Siapa kamu?” tanya Ruma,heran.Nero mengatur nafasnya,memandang letih ke arah Ruma.

“Aku pacarnya,namaku Nero.Aku dapat kabar jika Seo masuk Rumah Sakit” tutur Nero mendapat tatapan shock dari Ruma.Masih dengan shock,Ruma memandang Nero dari ujung kaki sampai ke ujung rambut,intens.

Ruma berujar dalam hati,’Selera adikku memang bagus’ setengah memuji adiknya.

Berdehem kecil,”Dia masih dioperasi” jelasnya.Sontak itu kembali membuat Nero terpukul,kakinya melemas dan tubuhnya merosot.Ternyata benar kata Chiru,kekasihnya Seo tengah dioperasi dan berjuang melawan penyakitnya.Bohong jika ia tidak merasa bersalah,justru hatinya makin tidak tenang.

“Maaf tapi anda..ada hubungan apa dengan Seo…?” tanya Nero menatap Ruma sedikit ragu-ragu.

Ruma mengernyit heran,”Aku kakaknya….” Nero makin merasakan hatinya gelisah.Pemuda yang diceritakan Rika tak lain adalah kakak kandung dari Seo.Bodoh nya ia mempercayai perkataan tak masuk akal gadis itu,ia sudah menyakiti hati gadis yang ia cintai.

Karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam,keluarga Seo menyuruh Nero untuk segera pulang.Dengan berat hati,Nero mengiyakan dengan berjanji akan menjenguk Seo esoknya.Ruma tidak keberatan,justru senang ada pemuda baik hati yang mau menjenguk adik kesayangan nya.

'Semoga mereka terus bersama' batin Ruma.Operasi berjalan lancar,dokter memperkirakan kemungkinan untuk sembuh 75% dan ditanggapi puji syukur ibu Seo.Mereka berdoa yang terbaik untuk putri mereka,gadis cantik yang mengulas senyum manis nya bahkan saat dirinya menderita.

 Pukul 11 siang,Nero datang lengkap dengan dandanan casual nya.“Permisi,aku datang membawa buah-buahan” Ia mebungkuk hormat,menyerahkan keranjang berisi buah-buahan yang diterima sukacita oleh Ruma.Sayangnya,saat ia hendak memasuki ruangan tempat Seo dirawat,Ruma menghalangi nya.Ia memberi secarik kertas untuk Nero.

“Seo ingin menyampaikan sesuatu untukmu” paham maksud kakak Seo,Nero segera membuka isi surat yang diberikan untuknya.Tertulis dengan rapi bait-bait kata yang ditulis seorang Seo.

To         : Nero my Boyfriend

From    : Seo

Maafkan aku sebelumnya.Tapi aku ingin mengadakan sebuah game untukmu.Peraturan nya,tidak ada komunikasi diantara kita selama seharian siapa yang melanggar ia yang kalah.Tolong kabulkan keinginan ku,sejak dulu aku ingin melakukan nya

Ruma menghela nafas penjang,melihat reaksi Nero yang nampak enggan membuatnya ingin menjelaskan dengan detail.

“Adikku baik-baik saja,hilangkan prasangka buruk dari pikiranmu.Sekarang pulanglah dan datang besok lusa…” mengangguk pasrah,Nero memaksakan kakinya melangkah pergi menjauhi ruangan Seo,memaksa pun percuma.

Dalam diam Ruma melihat punggung Nero yang makin menjauh,dan hilang saat berbelok.Sejujurnya ia tak tega mengatakan hal ini,tapi operasi yang Seo jalani tak semulus kelihatan nya.Virus nya bermutasi dengan cepat,memakan sel-sel otak Seo hingga ia harus menjalani kemoterapi untuk yang kesekian kalinya.Untuk itu Seo meminta pertolongan kakaknya,apabila ia tak terselamatkan berikan surat itu pada Nero.

‘Kamu jahat,Seo.Apa kamu tidak kasihan melihat Nero yang benar-benar merindukan mu?’ batin Ruma.Ia mendesah lesu menyeret kakinya sejenak beristirahat mengingat sejak tadi ia panik bukan kepalang saat mendengar kabar adiknya kembali memasuki ruangan ICU.



Nero gelisah,berjalan tak menentu melirik jam digital yang masih menunjukkan pukul 9 malam,hatinya berteriak untuk pergi dari sana dan menjenguk Seo.Tapi ia sudah berjanji,ia sudah mengatakan untuk mengabulkan keinginan Seo,sekali saja ia biarkan gadis-nya egois.

“Ayolah ada apa ini? Kamu serius memainkan permainan ini,Seo.Ponsel mu bahkan tidak aktif!” serunya frustasi.Seo ibarat candu baginya,tak bertemu maka penderitaan yang datang menghampirinya.Ia sungguh merindukan sosok gadis bersurai scarlet itu,dengan tawa dan senyum khas diwajahnya,ia sangat merindukan semua itu.

Nero mencoba tenang,menghirup oksigen sebanyak mungkin sekadar menjernihkan pikiran nya yang dipenuhi konklusi tak masuk akal yang seenaknya ia buat.Bukan waktunya untuk berpikiran negative,mungkin saja Seo memang iseng mengerjainya.

“Seo! Ku mohon! Biarkan Nero ke sini! Dia berhak tahu kondisimu!” Ruma menangkupkan kedua tangannya,nyaris saja ia menangis.Seo menggelengkan kepala bertahta surai scarlet indahnya,belum saat nya.Masih ada 3 jam lagi untuk menyelesaikan permainan ini,dan waktunya tak sebanyak itu.
  


“Kak..sekali ini saja,turuti keinginan ku.Keinginan terakhirku.” Pinta Seo,sebulir air mata turun dengan bebas.Ia tak sekuat itu.Hatinya pun meracau,ingin mengabari kekasihnya,orang yang ia cintai tulus dari lubuk hatinya.Sayangnya,Seo tak ingin melihat Nero bersedih,ia ingin pemuda itu tersenyum seperti saat mereka bersama.Seo mengantuk,kelopak matanya nyaris saja tertutup.

“Seo! Hei bodoh jangan tertidur sesukamu! Gadis jelek bangunlah!” Chiru tak peduli sikapnya dinilai berlebihan saat mengguncang tubuh ringkih Seo,ia menangis kencang tanpa ada yang mengintrupsi.Ruma pergi satu menit yang lalu,tidak sampai hati melihat sosok adik perempuan nya menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya,padahal mereka sudah optimis untuk hasil yang terbaik.Tuhan berkehendak lain ternyata.

“Sahabatku yang manis,Chiru.Berikan surat ini pada Nero,sampaikan salam ku padanya” Seo mengulas senyum damai,bebannya terangkat sudah tak perlu merasakan pedihnya kehidupan ini.Ibu nya ambruk dalam pelukan suaminya,ia tak bisa menyaksikan semua ini.Demi Tuhan putrinya baru berusia 16 tahun! Ia tak meminta banyak pada Tuhan,ia hanya ingin gadis itu tersenyum dalam waktu yang lebih lama,berbahagia dengan cintanya.

“Bodoh…kamu memang bodoh…Seo…”

Nafasnya semakin lirih,kardiograf telah menunjukkan garis lurus,denyut nadinya terhenti.Seo meninggalkan dunia dengan senyum paling indah menghiasi wajahnya.Chiru mengepalkan tangannya kuat-kuat,tak terhitung air mata yang mengalir kini.Hatinya pias.Sahabatnya,telah tertidur dengan tenang tanpa perlu memikirkan hari esok.Tertidur dalam waktu yang sangat lama.Kelopak mata nya tak akan pernah terbuka lagi.

Nero masih dalam perjalanan,tak dipedulikan makian pengemudi lain saat dirinya melaju kencang melewati lampu merah,yang ada dipikiran nya saat ini adalah mengunjungi kekasihnya.Sejak semalam pikirannya kalut,perasaan nya resah tak menentu.Ia takut kehilangan Seo,hanya itu.

“Ayolah Seo,permainan hampir selesai dan kamu tak kunjung membalas pesanku! Jangan membuatku khawatir!” racau nya sepanjang perjalanan.Nero melirik gelisah ponselnya yang tidak menunjukkan tanda-tanda adanya balasan pesan dari Seo.

“Hei apa masalahmu,hah?! Kau nyaris menabrakku!”

“Persetan! Menyingkir dari sana!” Nero kalap.Emosinya mengambil alih kewarasannya.

Sesampainya di Rumah Sakit,ia berjalan secepat mungkin.Mengabaikan fakta jika jam besuk akan dibuka 1 jam lagi,tapi ia sudah tak peduli fokusnya hanya satu untuk saat ini,keadaan Seo.Pintu menjeblak dengan suara nyaring,Chiru tersentak mendapati sosok Nero datang dengan nafas terengah-engah,peluh membasahi keningnya.Melihat wajah Chiru yang tampak sendu,membuat pikirannya dipenuhi konklusi negative.Kekasihnya berbaring disana,masih dengan rupa yang sama.Senyum damai yang indah,menghibur hatinya.

Namun Seo tak membuka matanya.Alat bantu pernafasan sudah dilepas.Bibirnya pucat tak memungkiri masih menyunggingkan senyum manisnya.Satu hal yang ada dipikiran Nero.Kekasihnya sudah pergi.Untuk selamanya.

”Seo…hei aku datang..bangunlah..” suaranya tercekat dalam tenggorokan.Semua menyingkir,tak lupa Chiru meletakkan secarik surat yang sempat dititipkan padanya.
Nero meraih surat itu,membaca nya dengan teliti.Masih mengingat jelas tulisan rapi ini.

To          : Nero My BoyFriend

From     : Seo

Kamu berhasil melakukannya.Kamu menang.Jadi,bisakah kamu melakukan itu setiap hari? Aku mencintaimu,jangan bersedih.Teruslah hidup dan aku akan mengawasimu dari atas sini.Maafkan aku sebelumnya.




Nero merasakan dunianya hancur,lebur tak jauh beda dengan kondisi hatinya saat ini.Cintanya telah pergi.Kekasih yang ia sayangi,telah pergi meninggalkan nya dengan dalih permainan keji ini.Mereka sama-sama menderita.Dalam kepedihan yang menyayat hati.

Upacara pemakaman berlangsung khidmat,Nero berdiri dengan tegap lengkap dengan setelan jas hitam tanda berkabung.Namun tak setetes air mata mengalir dari matanya.Entah hatinya sudah terlalu sedih atau dirinya sudah kehabisan stock air mata.Sebuah lubang menganga dalam dasar hatinya,sosok yang biasa mengisi kekalutan nya kini telah berpulang ke jalan Tuhan,sosok yang amat sangat ia cintai.

“Jangan khawatir,aku akan mengunjungi mu se sering mungkin.Karena cintaku ada dalam genggaman mu,Seo” ujarnya membelai nisan sang terkasih.Chiru menundukkan kepalanya,ia tak boleh putus asa sesuai janjinya pada Seo.Terus lah hidup dan raih kebahagiaan mu,lalu biarkan Seo mengacungi kedua jempolnya atas dirinya.Baru kemarin rasanya mereka bertemu dan gadis baik itu sudah dipanggil secepat ini.

‘Seo,cintaku.Jangan salahkan aku jika aku tak akan menikah karena mu’ Batin Nero mengulum senyum setipis benang.Kaki nya melangkah pergi,menengadahkan kepala sembari merasakan belaian angin hangat yang seolah menyampaikan pesan nya untuk Seo.




Sosok transparan berdiri disamping Nero,dengan gaun putih panjang,rambutnya terurai indah.Seo tersenyum menggandeng tangan hangat Nero,mereka bahagia dengan hati sama.Berbeda dunia tak akan menggerus cinta mereka.
  
                                       THE END

Note : *Konklusi : Kesimpulan / Opini


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar