FORGET
ME,OKAY?
by : Amanda Lactis
Sepasang kekasih nampak berjalan bersama,dengan
tangan yang saling bertautan.Sang gadis memalingkan wajahnya,malu.Sedangkan
pria yang berjalan disampingnya tersenyum penuh kasih.Nama mereka adalah Seo
dan Nero.Pasangan abadi yang telah merajut kasih selama 2 tahun sejak mereka
kelas 3 SMP.Diketahui juga mereka adalah musuh bebuyutan awalnya,namun itu
berubah saat Nero dengan lantang menyatakan perasaan nya pada gadis pujaan
hatinya sekaligus musuh bebuyutan nya,Seo.Tentu saja hal ini ditanggapi candaan
oleh Seo yang berpikir jika Nero ingin mempermainkan nya seperti yang pemuda
itu lakukan sebelumnya.Tapi Nero serius,ia rela mengikuti kemana pun Seo
pergi,bahkan menguntit kerumahnya yang dihadiahi bejolan dikepalanya karena
pukulan maha dasyat sang Karateka.
Sampai akhirnya Seo menyerah,dirinya sudah tidak
tahan dengan tingkah konyol pemuda tampan bersurai green turquiose itu.Dengan
hati tak pasti,Seo menerima Nero yang disambut pelukan erat dari Nero.Dan sejak
itulah,mereka dinobatkan sebagai pasangan kekasih paling fenomenal sampai saat
ini.Bahkan ada junior mereka yang rela masuk ke SMA yang sama agar bisa melihat
interaksi pasangan itu.Seo sempat uring-uringan karena itu.Nero tersenyum
pasrah saat tubuhnya menjadi sandbag mendadak dan menjadi sasaran amukan
Karateka cantik yaitu,Seo.
“Ah,aku harus pergi.Masuklah ke kelas,aku akan
menjemputmu nanti” Nero mengusap rambut Seo dan mengecup keningnya,lembut.Seo
memerah malu,ia mendorong punggung Nero dan memilih masuk ke
kelasnya,2-1.Murid-murid yang berlalu lalang bersiul panjang sesekali tertawa
geli.Sudah 2 tahun berpacaran Seo masih belum membiasakan diri dengan kejutan
yang sering diberikan untuknya.
‘Dasar mesum!’ Seo membatin dan mendudukkan
dirinya dibangku pojok dekat jendela,tempat favorite nya dihari
Senin.Sahabatnya,Chiru tertawa kecil dan menghampiri nya.
“Kali ini apa? Kecupan dikeningmu?” Tebaknya tepat
sasaran.Seo menekuk wajahnya,menelungkupkan wajahnya yang kini dipenuhi rona
merah.Chiru tergelak,merasa terhibur dengan tingkah laku sang sahabat.Sejurus
kemudian Chiru memasang raut serius.
“Kamu sudah meminum obatmu?” tanya nya
pelan,menepuk bahu kanan Seo.Anggukan singkat pertanda bahwa Seo sudah meminum
obatnya.Chiru tersenyum,penuh simpatik.
“Dokter bilang umurku hanya mencapai 18
tahun,bukankah itu lucu?” Seo tertawa pahit,kenyataan sedih yang harus diterima
oleh gadis remaja seperti dirinya.
Kanker darah putih,atau Leukimia telah
menggerogoti tubuh mungil Seo.Sudah lama gadis itu menyembunyikan fakta
itu,kecuali keluarga dan Chiru sahabat terdekatnya.Bahkan kekasihnya sendiri
Nero tak tahu menahu masalah itu.Seo sengaja bungkam,ia hanya ingin
menghabiskan sisa waktunya bersama orang yang dicintainya meski Seo benci
mengatakan nya.
‘Biarlah
Tuhan yang menentukan takdirku nantinya’ Seo membatin pasrah.
“Seo..jangan menyerah..kamu kuat” Ujar Chiru
menyemangati disambut senyum lemah oleh Seo.Sudah tidak terhitung berapa kali
ucapan itu terdengar ditelinga nya.Dirinya sudah terlalu lelah,dirinya malas
memikirkan fakta jika hidupnya tak lama lagi.Seo memutuskan menjadi gadis
ceria,tak ingin meninggalkan penyesalan dihatinya nanti.
“Aku tahu,terima kasih!” sahut Seo.
Chiru memeluk sahabatnya erat,air mata tak
terbendung dan mengalir deras.”Kuatkan dirimu,Seo.Ku yakin kamu bisa sembuh” bisiknya
lirih.Seo mengangguk,balas memeluk Chiru tidak kalah erat.
“Well,operasi selanjutnya kuharap bisa berhasil
sempurna!” tawa terdengar,mereka tidak ingin terlihat murung.Itu bisa membuat
Nero makin curiga nantinya.
SEPULANG SEKOLAH
Nero berdiri dengan bersandar dipintu gerbang
depan,kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.Manik obsidian nya memandang
murid-murid yang berlalu lalang,mencari sosok kekasihnya yang tak kunjung
keluar.
‘Dimana
dia.?’ Batin Nero heran.
“Nero sayang~ sedang apa disana?” datang seorang
gadis centil,dengan wajah dibuat-buat.Nero muntah dalam hati,namun tetap stay
cool takut imagenya bisa hancur.
“Enyah dari sini,Rika.Aku tak mau Seo melihatmu” Nero
mendesis tajam,gadis yang dipanggil Rika hanya tersenyum tak terlihat takut.Dengan
berani diusapnya pipi putih Nero penuh kasih.
“Kamu menolakku? Memangnya apa yang istimewa dari
gadis itu? Bukankah dia sering menolak ajakan kencanmu? Denganku saja lah~” bisik
Rika sensual.Nero terpekur,hatinya membenarkan apabila Seo sering menolak ajakan
kencan nya dengan alasan sibuk atau apa lah itu.
“Itu karena dia sibuk! Sekarang minggir!”elak Nero
menampik tangan Rika,mendeathglare nya.Rika masih memasang senyum penuh makna
nya.
“Benarkah? Lalu,siapa pemuda yang kulihat
bersamanya kemarin? Mereka bergandengan tangan loh~” ucap Rika
memanas-manasi,seringai kemenangan terpasang dikala Nero terbungkam sekarang.
“Jangan bohong,Seo tidak mungkin selingkuh dariku”
Nero menggelengkan kepalanya,menyingkirkan pikiran negative yang mampir
dikepalanya.Rika mengendikkan bahu,meraih Handphone nya dan menunjukkan potret
gadis yang amat dicintai Nero tengah bergandengan tangan bersama pemuda yang
terlihat lebih tua darinya bersurai scarlet.Suaranya tercekat,Nero terpaku pada
tempatnya.Rika merangkul lengan kanan nya,melirik sosok Seo yang berjalan
menghampiri Nero.
“Dah sayang~” Rika mengecup pipi Nero,Seo melotot
emosi.Chiru disampingnya memandang Rika penuh benci.
“Nero! Kamu sudah lama menunggu?!” Seo melambaikan
tangan didepan wajah Nero,namun Nero masih diam.Wajahnya tanpa emosi,tatapan
matanya kosong hampa layaknya ikan mati. Seo memandang Nero khawatir,ditepuknya bahu
kekasihnya.
PLAK!
“Mulai sekarang,jauhi aku.Aku tidak ingin bertemu
dengan mu dulu” Nero berkata dengan nada yang sangat dingin,ia menatap Seo menusuk
begitu juga dengan Chiru.Dan ia berlalu begitu saja,namun masih sempat
mengucapkan sepatah kalimat yang membuat Seo membelalak shock.
“Tak kusangka,saat menolak ajakan kencanku kau
malah berkencan dengan pemuda bersurai scarlet di Taman Bermain” sinisnya,mencemooh.
Seo merasakan hatinya terluka,air mata menetes
perlahan dari manik azure nya.Chiru mengusap surai scarlet Seo yang sama persis
dengan pemuda yang sempat dikira berkencan dengan nya.
“Itu kakak ku,Chiru.Aku bahkan belum menjelaskan
apapun padanya” Seo berjalan mendahului Chiru,namun isak tangis masih
terdengar.Chiru menggigit bibir bawahnya,tidak rela melihat keadaan sang
sahabat.
KEDIAMAN SEO
“Seo sayang,besok tidak usah sekolah ya? Kamu
harus operasi” ibu Seo berujar lembut,tenang sembari mengusap surai scarlet
turunan sang suami.Seo mengangguk singkat,wajahnya tenggelam dalam tumpukan
bantal nan empuk.Ibu Seo tersenyum maklum.
“Ada masalah disekolah,sayang?” tanya ibu Seo
halus.Seo mendongakkan kepalanya,manik azurenya bertatapan dengan manik saphire
sang ibu tercinta.
“Dia membenciku,bu.Aku bahkan belum menjelaskan
apa-apa,dia mengira kakak adalah selingkuhanku” Seo terisak kencang,hancur
sudah benteng yang sedari tadi dibangunnya.Ibu Seo paham betul maksud putri
kesayangannya,tanpa diberitahu pun dirinya sudah bisa membayangkan apa yang
terjadi.Tidak salah jika Ibu Seo menyandang gelar Magister S2 di jurusan
Psikologi.
Hembusan nafas kecil terlontar dari bibir ibu
Seo,”Sudah sudah,kamu istirahat saja ya? Jangan lupa besok kamu harus menjalani
operasi,sayang”.
Seo kembali menenggelamkan wajahnya pada
bantal,mencoba tertidur dan lari dari kenangan sedih yang baru saja terjadi.Bukan
usaha yang mudah saat ia harus bersikap kuat didepan semua orang,menyahuti
berbagai macam ucapan turut bersedih akan kenyataan yang harus ia terima di
usia nya yang ke 10 tahun.Seo yang malang,Seo yang ceria terkubur dalam
penyakit mematikan entah sampai kapan.
‘Tuhan,aku tak meminta banyak.Saat aku pergi,ku
titipkan mereka padamu’ doanya dalam hati,memungkiri sebulir liquid hangat
mengalir dari sudut matanya,merefleksikan kepedihan yang selalu ia tutup-tutupi
tanpa bisa ia ungkapkan sembarangan.Anggaplah ia artis,pemeran utama yang siap
memerankan semua karakter.
KEESOKAN HARINYA
“Kamu sudah siap,sayang?” Seo mengangguk
antusias.Kakaknya,Ruma mengacak rambut Seo gemas.
“Kita berangkat!”
Sepanjang perjalanan Seo merasakan jantungnya
berdegup kencang,perasaan senang membuncah dari dalam hatinya.Akhirnya ia bisa
sembuh nantinya,dengan begitu dirinya bisa bebas dan menghabiskan waktu bersama
orang yang disayangi nya.Ingat dengan Nero dan kejadian kemarin Seo jadi
kembali sedih.Untung saja hari ini sudah ijin tidak masuk,dengan sahabatnya
Chiru.Sebenarnya Chiru juga ingin ikut ke Rumah Sakit,menemani Seo sekalian
menyemangati nya nanti.Seo menentang keras,ia tak ingin hanya karena dirinya
sahabat kesayangan nya ketinggalan pelajaran.
Sesampainya mereka didepan pintu operasi,Seo
merasakan remasan lembut pada bahunya.Kedua orang tuanya tersenyum
menyemangati,kakaknya meninju lengan nya pelan.Pakaian Seo telah
berganti,menjadi serba hijau dengan surainya tertutupi sebuah penutup rambut
berwarna hijau toska.Dirinya sangat siap apabila nyawanya tak tertolong
nantinya.Tubuhnya terbaring pada ranjang dingin,anastesi mulai menghilangkan
kesadaran nya.Seo menyunggingkan senyum kecil,tak lupa mengucapkan salam
perpisahan untuk kedua orang tuanya,kakaknya dan Chiru sahabatnya.
“For
all this time,thank you so much! I love u guys,so much~” batin
Seo sebelum hilang kesadaran sepenuhnya.
Diruang tunggu,kedua orang tua Seo tak berhenti
memanjatkan doa untuk putri mereka.Ruma sang kakak berjalan mondar mandir
sesekali melirik pintu ruang operasi.Mereka harap cemas,mendoakan penuh
kesembuhan anggota keluarga mereka.Seo tengah berjuang melawan penyakitnya,ia
sudah berjuang selama bertahun-tahun dan sekarang tiba saatnya untuk Seo sembuh
dari penyakit mematikan yang sudah menggerogoti tubuhnya.
TAP!
TAP!
“Hah…hah…bagaimana Seo?” Nero datang dengan nafas
tersengal-sengal,peluh membasahi kening nya.Ruma mengernyit heran,setahu nya
Seo tidak pernah menceritakan perihal lelaki padanya.
“Siapa kamu?” tanya Ruma,heran.Nero mengatur
nafasnya,memandang letih ke arah Ruma.
“Aku pacarnya,namaku Nero.Aku dapat kabar jika Seo
masuk Rumah Sakit” tutur Nero mendapat tatapan shock dari Ruma.Masih dengan
shock,Ruma memandang Nero dari ujung kaki sampai ke ujung rambut,intens.
Ruma berujar dalam hati,’Selera adikku memang
bagus’ setengah memuji adiknya.
Berdehem kecil,”Dia masih dioperasi” jelasnya.Sontak
itu kembali membuat Nero terpukul,kakinya melemas dan tubuhnya merosot.Ternyata
benar kata Chiru,kekasihnya Seo tengah dioperasi dan berjuang melawan
penyakitnya.Bohong jika ia tidak merasa bersalah,justru hatinya makin tidak
tenang.
“Maaf tapi anda..ada hubungan apa dengan Seo…?”
tanya Nero menatap Ruma sedikit ragu-ragu.
Ruma mengernyit heran,”Aku kakaknya….” Nero makin
merasakan hatinya gelisah.Pemuda yang diceritakan Rika tak lain adalah kakak
kandung dari Seo.Bodoh nya ia mempercayai perkataan tak masuk akal gadis itu,ia
sudah menyakiti hati gadis yang ia cintai.
Karena jam sudah menunjukkan pukul 10
malam,keluarga Seo menyuruh Nero untuk segera pulang.Dengan berat hati,Nero
mengiyakan dengan berjanji akan menjenguk Seo esoknya.Ruma tidak
keberatan,justru senang ada pemuda baik hati yang mau menjenguk adik kesayangan
nya.
'Semoga mereka terus bersama' batin Ruma.Operasi berjalan lancar,dokter
memperkirakan kemungkinan untuk sembuh 75% dan ditanggapi puji syukur ibu
Seo.Mereka berdoa yang terbaik untuk putri mereka,gadis cantik yang mengulas
senyum manis nya bahkan saat dirinya menderita.
Pukul 11 siang,Nero datang lengkap dengan dandanan
casual nya.“Permisi,aku datang membawa buah-buahan” Ia mebungkuk
hormat,menyerahkan keranjang berisi buah-buahan yang diterima sukacita oleh Ruma.Sayangnya,saat ia hendak memasuki ruangan tempat Seo dirawat,Ruma
menghalangi nya.Ia memberi secarik kertas untuk Nero.
“Seo ingin menyampaikan sesuatu untukmu” paham
maksud kakak Seo,Nero segera membuka isi surat yang diberikan untuknya.Tertulis
dengan rapi bait-bait kata yang ditulis seorang Seo.
To
: Nero my Boyfriend
From
: Seo
Maafkan
aku sebelumnya.Tapi aku ingin mengadakan sebuah game untukmu.Peraturan
nya,tidak ada komunikasi diantara kita selama seharian siapa yang melanggar ia
yang kalah.Tolong kabulkan keinginan ku,sejak dulu aku ingin melakukan nya
Ruma menghela nafas penjang,melihat reaksi Nero
yang nampak enggan membuatnya ingin menjelaskan dengan detail.
“Adikku baik-baik saja,hilangkan prasangka buruk
dari pikiranmu.Sekarang pulanglah dan datang besok lusa…” mengangguk
pasrah,Nero memaksakan kakinya melangkah pergi menjauhi ruangan Seo,memaksa pun
percuma.
Dalam diam Ruma melihat punggung Nero yang makin
menjauh,dan hilang saat berbelok.Sejujurnya ia tak tega mengatakan hal ini,tapi
operasi yang Seo jalani tak semulus kelihatan nya.Virus nya bermutasi dengan
cepat,memakan sel-sel otak Seo hingga ia harus menjalani kemoterapi untuk yang
kesekian kalinya.Untuk itu Seo meminta pertolongan kakaknya,apabila ia tak terselamatkan
berikan surat itu pada Nero.
‘Kamu jahat,Seo.Apa kamu tidak kasihan melihat
Nero yang benar-benar merindukan mu?’ batin Ruma.Ia mendesah lesu menyeret
kakinya sejenak beristirahat mengingat sejak tadi ia panik bukan kepalang saat
mendengar kabar adiknya kembali memasuki ruangan ICU.
Nero gelisah,berjalan tak menentu melirik jam
digital yang masih menunjukkan pukul 9 malam,hatinya berteriak untuk pergi dari
sana dan menjenguk Seo.Tapi ia sudah berjanji,ia sudah mengatakan untuk
mengabulkan keinginan Seo,sekali saja ia biarkan gadis-nya egois.
“Ayolah ada apa ini? Kamu serius memainkan
permainan ini,Seo.Ponsel mu bahkan tidak aktif!” serunya frustasi.Seo ibarat
candu baginya,tak bertemu maka penderitaan yang datang menghampirinya.Ia
sungguh merindukan sosok gadis bersurai scarlet itu,dengan tawa dan senyum khas
diwajahnya,ia sangat merindukan semua itu.
Nero mencoba tenang,menghirup oksigen sebanyak
mungkin sekadar menjernihkan pikiran nya yang dipenuhi konklusi tak masuk akal
yang seenaknya ia buat.Bukan waktunya untuk berpikiran negative,mungkin saja
Seo memang iseng mengerjainya.
“Seo! Ku mohon! Biarkan Nero ke sini! Dia berhak
tahu kondisimu!” Ruma menangkupkan kedua tangannya,nyaris saja ia menangis.Seo
menggelengkan kepala bertahta surai scarlet indahnya,belum saat nya.Masih ada 3
jam lagi untuk menyelesaikan permainan ini,dan waktunya tak sebanyak itu.
“Kak..sekali ini saja,turuti keinginan
ku.Keinginan terakhirku.” Pinta Seo,sebulir air mata turun dengan bebas.Ia tak
sekuat itu.Hatinya pun meracau,ingin mengabari kekasihnya,orang yang ia cintai
tulus dari lubuk hatinya.Sayangnya,Seo tak ingin melihat Nero bersedih,ia ingin
pemuda itu tersenyum seperti saat mereka bersama.Seo mengantuk,kelopak matanya
nyaris saja tertutup.
“Seo! Hei bodoh jangan tertidur sesukamu! Gadis
jelek bangunlah!” Chiru tak peduli sikapnya dinilai berlebihan saat mengguncang
tubuh ringkih Seo,ia menangis kencang tanpa ada yang mengintrupsi.Ruma pergi
satu menit yang lalu,tidak sampai hati melihat sosok adik perempuan nya
menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya,padahal mereka sudah optimis
untuk hasil yang terbaik.Tuhan berkehendak lain ternyata.
“Sahabatku yang manis,Chiru.Berikan surat ini pada
Nero,sampaikan salam ku padanya” Seo mengulas senyum damai,bebannya terangkat
sudah tak perlu merasakan pedihnya kehidupan ini.Ibu nya ambruk dalam pelukan
suaminya,ia tak bisa menyaksikan semua ini.Demi Tuhan putrinya baru berusia 16
tahun! Ia tak meminta banyak pada Tuhan,ia hanya ingin gadis itu tersenyum
dalam waktu yang lebih lama,berbahagia dengan cintanya.
“Bodoh…kamu memang bodoh…Seo…”
Nafasnya semakin lirih,kardiograf telah
menunjukkan garis lurus,denyut nadinya terhenti.Seo meninggalkan dunia dengan
senyum paling indah menghiasi wajahnya.Chiru mengepalkan tangannya
kuat-kuat,tak terhitung air mata yang mengalir kini.Hatinya
pias.Sahabatnya,telah tertidur dengan tenang tanpa perlu memikirkan hari esok.Tertidur
dalam waktu yang sangat lama.Kelopak mata nya tak akan pernah terbuka lagi.
Nero masih dalam perjalanan,tak dipedulikan makian
pengemudi lain saat dirinya melaju kencang melewati lampu merah,yang ada
dipikiran nya saat ini adalah mengunjungi kekasihnya.Sejak semalam pikirannya
kalut,perasaan nya resah tak menentu.Ia takut kehilangan Seo,hanya itu.
“Ayolah Seo,permainan hampir selesai dan kamu tak
kunjung membalas pesanku! Jangan membuatku khawatir!” racau nya sepanjang
perjalanan.Nero melirik gelisah ponselnya yang tidak menunjukkan tanda-tanda
adanya balasan pesan dari Seo.
“Hei apa masalahmu,hah?! Kau nyaris menabrakku!”
“Persetan! Menyingkir dari sana!” Nero
kalap.Emosinya mengambil alih kewarasannya.
Sesampainya di Rumah Sakit,ia berjalan secepat
mungkin.Mengabaikan fakta jika jam besuk akan dibuka 1 jam lagi,tapi ia sudah
tak peduli fokusnya hanya satu untuk saat ini,keadaan Seo.Pintu menjeblak
dengan suara nyaring,Chiru tersentak mendapati sosok Nero datang dengan nafas
terengah-engah,peluh membasahi keningnya.Melihat wajah Chiru yang tampak
sendu,membuat pikirannya dipenuhi konklusi negative.Kekasihnya berbaring
disana,masih dengan rupa yang sama.Senyum damai yang indah,menghibur hatinya.
Namun Seo tak membuka matanya.Alat bantu
pernafasan sudah dilepas.Bibirnya pucat tak memungkiri masih menyunggingkan
senyum manisnya.Satu hal yang ada dipikiran Nero.Kekasihnya sudah pergi.Untuk
selamanya.
”Seo…hei aku datang..bangunlah..” suaranya tercekat
dalam tenggorokan.Semua menyingkir,tak lupa Chiru meletakkan secarik surat yang
sempat dititipkan padanya.
Nero meraih surat itu,membaca nya dengan
teliti.Masih mengingat jelas tulisan rapi ini.
To : Nero My BoyFriend
From
: Seo
Kamu
berhasil melakukannya.Kamu menang.Jadi,bisakah kamu melakukan itu setiap hari?
Aku mencintaimu,jangan bersedih.Teruslah hidup dan aku akan mengawasimu dari
atas sini.Maafkan aku sebelumnya.
Nero merasakan dunianya hancur,lebur tak jauh beda
dengan kondisi hatinya saat ini.Cintanya telah pergi.Kekasih yang ia
sayangi,telah pergi meninggalkan nya dengan dalih permainan keji ini.Mereka
sama-sama menderita.Dalam kepedihan yang menyayat hati.
Upacara pemakaman berlangsung khidmat,Nero berdiri
dengan tegap lengkap dengan setelan jas hitam tanda berkabung.Namun tak setetes
air mata mengalir dari matanya.Entah hatinya sudah terlalu sedih atau dirinya
sudah kehabisan stock air mata.Sebuah lubang menganga dalam dasar hatinya,sosok
yang biasa mengisi kekalutan nya kini telah berpulang ke jalan Tuhan,sosok yang
amat sangat ia cintai.
“Jangan khawatir,aku akan mengunjungi mu se sering
mungkin.Karena cintaku ada dalam genggaman mu,Seo” ujarnya membelai nisan sang
terkasih.Chiru menundukkan kepalanya,ia tak boleh putus asa sesuai janjinya
pada Seo.Terus lah hidup dan raih kebahagiaan mu,lalu biarkan Seo mengacungi kedua
jempolnya atas dirinya.Baru kemarin rasanya mereka bertemu dan gadis baik itu
sudah dipanggil secepat ini.
‘Seo,cintaku.Jangan salahkan aku jika aku tak akan
menikah karena mu’ Batin Nero mengulum senyum setipis benang.Kaki nya melangkah
pergi,menengadahkan kepala sembari merasakan belaian angin hangat yang seolah
menyampaikan pesan nya untuk Seo.
Sosok transparan berdiri disamping Nero,dengan gaun putih panjang,rambutnya terurai indah.Seo tersenyum menggandeng tangan hangat Nero,mereka bahagia dengan hati sama.Berbeda dunia tak akan menggerus cinta mereka.
THE END
Note : *Konklusi : Kesimpulan / Opini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar